BIM | Banda Aceh — Anggota DPR Aceh, Salmawati, S.E., M.M., atau yang akrab disapa Bunda Salma, menilai keikutsertaan Pemerintah Aceh dalam Forum ASEAN–Tiongkok 2025 sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi Aceh di kancah investasi internasional.
Sebagai anggota Komisi Keuangan, Kekayaan Aceh, dan Investasi, Bunda Salma menyebut forum tersebut menjadi momentum penting untuk mempromosikan potensi ekonomi daerah, memperluas jejaring kerja sama lintas negara, serta memperkuat diplomasi ekonomi Aceh yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, dan BUMD seperti PT Pembangunan Aceh (PEMA).
“Kehadiran Aceh di forum ASEAN–Tiongkok menunjukkan bahwa kita kini aktif menjemput peluang, bukan hanya menunggu investor datang. Ini bukti Aceh siap bersaing di tingkat global,” ujar Bunda Salma di Banda Aceh, Selasa, 14/10.
Menurutnya, partisipasi eksekutif dalam forum tersebut juga merupakan bentuk tanggung jawab lembaga legislatif dalam memastikan kebijakan investasi dijalankan secara transparan, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
“DPR Aceh memiliki peran strategis untuk memastikan setiap kerja sama investasi membawa manfaat bagi masyarakat. Forum ini memperkuat sinergi antara pemerintah, legislatif, dan mitra internasional,” ujar Bunda Salma.
Bunda Salma menilai kehadiran legislatif dalam forum ekonomi internasional seperti ini memperkuat diplomasi ekonomi Aceh. DPR, katanya, tidak hanya berfungsi sebagai pengawas kebijakan, tetapi juga turut berperan dalam membangun citra positif Aceh di mata investor asing.
Ia juga mengapresiasi langkah Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf (Mualem) yang dinilainya membawa semangat baru dalam membuka kerja sama investasi luar negeri. “Gubernur menunjukkan arah yang jelas bahwa Aceh siap bekerja sama dengan dunia luar secara profesional dan saling menguntungkan,” ujar Bunda Salma.
Selain itu, ia menilai kolaborasi antara Pemerintah Aceh, PEMA, dan KADIN Aceh di forum tersebut sebagai contoh sinergi lintas sektor yang ideal dalam membangun ekonomi daerah. Investasi kata Bunda Salma tidak akan berhasil tanpa kolaborasi. Sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan BUMD juga harus terus diperkuat.
Sebagai legislator di bidang keuangan dan investasi, Bunda Salma menegaskan pentingnya tata kelola investasi yang sehat dan berpihak pada rakyat. DPR Aceh, lanjutnya, akan memastikan setiap kerja sama yang dilakukan memiliki mekanisme pengawasan yang kuat dan berdampak nyata bagi perekonomian daerah.
“Kita sambut investasi dengan penuh kehati-hatian. Tujuannya bukan sekadar pertumbuhan angka, tapi agar benar-benar menciptakan lapangan kerja, meningkatkan PAD, dan menyejahterakan rakyat Aceh,” ujar Bunda Salma.
Ia juga berharap hasil forum ASEAN–Tiongkok tidak berhenti pada seremoni, tetapi segera ditindaklanjuti secara konkret melalui pembentukan tim kerja teknis dan strategi implementasi investasi yang terukur. Forum itu kata dia, harus menghasilkan kerja sama nyata di Aceh. “Kita ingin ada perubahan besar bagi ekonomi rakyat.”
Bunda Salma menyampaikan optimisme bahwa partisipasi Aceh di forum internasional ini akan menjadi tonggak penting menuju Aceh sebagai etalase investasi Asia Tenggara.
“Aceh memiliki semua potensi untuk menjadi pusat investasi Asia. Tinggal bagaimana kita menjaga komitmen, konsistensi, dan integritas agar kepercayaan dunia terus meningkat,” ujar dia. []
