Home / Kesehatan / News / Olahraga

Selasa, 14 Oktober 2025 - 10:11 WIB

Japanese Walking Lebih Bermanfaat dari Jogging, Bisa Bakar Lemak Lebih Banyak!

BIM | Jakarta – Japanese walking atau jalan kaki ala Jepang bisa membakar lebih banyak lemak dibanding jogging. Tren jalan kaki ini disebut juga sebagai latihan jalan interval atau Interval Walking Training (IWT) yang dikembangkan oleh para profesor di Universitas Shinshu di Jepang.

Jalan kaki ini menggabungkan jalan kaki cepat dan lambat secara bergantian. Tekniknya dilakukan dengan 3 menit jalan cepat, 3 menit jalan lambat, dan mengulang siklusnya selama 30 menit.

Dikutip dari laman Times of India, salah satu profesor yang mengembangkan metode tersebut, Dr Hiroshi Nore mengatakan, teknik ini dirancang untuk membuat jalan kaki lebih bermanfaat dalam pembakaran lemak dan kesehatan kardiovaskular, terutama bagi orang-orang dengan gaya hidup tidak banyak bergerak dan lansia.

Pergantian tempo cepat dan lambat ini membuat japanese walking istimewa. Tekniknya mengaktifkan sistem aerobik dan anaerobik, memicu konsumsi oksigen pasca-olahraga atau exercise oxygen consumption (EPOC) berlebih, dan menstimulasi aktivitas mitokondria.

Interval cepatnya bisa meningkatkan detak jantung dan membakar lemak, semenara jalan lambat memungkinkan pemulihan, tetapi menjaga metabolisme tetap tinggi. Sedangkan, EPOC berarti tubuh terus membakar kalori selama berjam-jam setelah berjalan. Sementara, mitokondria yang diaktifkan meningkatkan produksi energi, daya tahan, dan metabolisme lemak.

Apa yang Membuat Japanese Walking Lebih Baik daripada Jogging?

Menurut studi yang dilakukan di Universitas Shinshu, peserta yang berlatih jalan interval selama lima bulan kehilangan 3-5 kg lemak, sementara, mereka yang berjalan dengan kecepatan tetap mengalami perubahan yang jauh lebih kecil. Dalam studi lainnya, bagi lansia, teknik jalan interval selama 10 tahun terlindungi dari komplikasi kebugaran yang berkaitan dengan usia.

Studi dari Universitas Shinshu juga menemukan adanya laporan peningkatan VO2 maks dan penurunan tekanan darah sistolik selama beberapa bulan. Dikutip dari laman Harvard Health, VO2 maks yang tinggi berkorelasi dengan kebugaran fisik yang lebih baik dan dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.

Baca Juga  Maarten Paes Save, Indonesia 'Selamat' dari Pembantaian

Japanese Walking Baik untuk Semua Orang?

Perlu atau tidaknya mencoba metode ini bergantung pada kondisi kesehatan masing-masing orang. Japanese walking memiliki dampak yang lebih ringan dibandingkan joging atau lari, sehingga umumnya aman untuk pemula, lansia, dan orang-orang dengan gaya hidup sedentari yang aktivitas fisiknya minim.

Sebaliknya, orang dengan kondisi jantung, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, masalah sendi, atau masalah kesehatan lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional sebelum melakukannya.

(elk/kna)

Sumber : detik.com

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Bunda Salma: Forum ASEAN–Tiongkok Bukti Aceh Siap Bersaing di Tingkat Global

News

Ke Pedalaman Aceh Utara, Kak Na Hibur Yatim dan Jemput Aspirasi

Ekonomi

Gubernur Aceh Kunjungi Peternakan Telur Terbesar di Henan – Tiongkok

Hukum

Sapaan hingga Pujian Trump ke Prabowo di KTT Perdamaian Gaza

News

Wakil Gubernur Fadhlullah Sambut Kedatangan Ketua MPR RI Ahmad Muzani di Banda Aceh

News

Riset Terbaru Buktikan Warga AS Makin Tak Suka Trump

News

Sekda: Butuh Dukungan Media untuk Membangun Aceh

Kesehatan

Kunker ke Pulo Aceh, Kak Na Semangati Lansi